Home

Faktor yang Menentukan Kenaikan Harga BBM (Bahan Bakar Minyak)

Semua Negara Negara di Dunia ini sedang mengalami Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia. Per hari ini, Minyak Mentah Dunia masih berada di atas US$ 100 per barel nya. Karena hal tersebut itulah yang memicunya kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di Negara Negara Dunia. Bukan hanya Indonesia, Amerika Serikat, Eropa dan juga negara negara di Asia terkena dampak kenaikan harga BBM.

Di Negara Indonesia, Penyedia BBM (Bahan Bakar Minyak) adalah PT Pertamina yang juga sudah mengalami kenaikan beberapa waktu yang lalu. Seperti Pertalite yang menjadi Rp 7.650 Per Liter, Pertamax Rp 12.500 Per Liter dan Pertamax Turbo Rp 14.500 – Rp 14.800 Per Liter. 

Kenaikan harga tersebut menimbulkan keresahan yang besar bagi masyarakat Indonesia. Sehingga saat terjadinya kenaikan BBM, banyak masyarakat Indonesia yang melakukan protes serta demonstrasi. Keresahan tersebut terjadi dikarenakan jika harga BBM naik, maka akan terjadi kenaikan harga di sektor lainnya. 

Tetapi menanggapi kenaikan tingginya Minyak Dunia, pemerintah Indonesia terus menahan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia tidak melonjak tinggi dengan cara memberikan Subsidi Energi sebesar Rp 74.9 Triliun. Pemerintah memberikan Rp 71.8 Triliun untuk Subsidi pada BBM dan LPG sementara 3.1 Triliun untuk Subsidi Listrik. 

Pada 21 Mei 2022 lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan dengan tegas bahwa harga BBM (Bahan Bakar Minyak) Tipe Pertalite sedang ditahan dengan sangat serius agar tidak ada kenaikan. Padahal di Jerman, sudah mencapai Rp 31.000 Per Liter. Ungkap Presiden Joko Widodo.

Perbandingan Harga BBM di Indonesia dengan negara di Asia

Harga Ron 92 – 95

MalaysiaRp 7.000 – Rp 9.500
Brunei DarussalamRp 3.800 – Rp 9.500
IndonesiaRp 12.500 – Rp 12.900
MyanmarRp 12.000 – Rp 18.600
VietnamRp 15.200 – Rp 18.700
FilipinaRp 17.100 – Rp 19.600
ThailandRp 16.400 – Rp 20.300
KambojaRp 17.000 – Rp 20.600
LaosRp 17.000 – Rp 24.000
SingapuraRp 26.200 – Rp 30.600

Penentuan Harga Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) ditentukan oleh pemerintah melihat dari berbagai pertimbangan yang telah terjadi. Pertimbangan yang telah terjadi bisa dikarenakan oleh internal dan eksternal suatu negara. Berikut adalah beberapa faktor yang cukup menentukan kenaikan harga BBM

Subsidi Pemerintah Indonesia

Pemerintah sudah memutuskan Pertamax tidak disubsidi lagi, tapi Pertalite akan disubsidi pemerintah, ungkap Erick Thohir Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) beberapa saat lalu. Sri Mulyani Menteri Keuangan mengatakan Subsidi BBM mengalami lonjakan sebesar Rp 11,48 Triliun yang lebih besar dari Tahun 2021 sebesar Rp 10,17 Triliun. 

Permintaan Minyak Global

Harga Kenaikan atau Penurunan Minyak Dunia sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak jumlah permintaan Minyak Dunia. Semakin banyak permintaan Minyak Dunia, maka yang akan terjadi adalah semakin sedikitnya ketersediaan Minyak Dunia yang akan menyebabkan kenaikan harga yang cukup melonjak.  

Minyak Dunia sebagai salah satu komoditas yang sangat diperdagangkan di tingkat internasional yang harganya sangat dipengaruhi oleh demand. Contohnya adalah penjualan kendaraan mobil yang menjadi salah satu faktor dalam permintaan Minyak Global. Jika penjualan kendaraan mobil tersebut sangat bagus dan banyak terjual, maka yang akan terjadi adalah permintaan bahan bakar yang juga meningkat. Saat permintaan meningkat, maka yang akan terjadi adalah kenaikan harga Minyak Dunia. 

Kondisi Negara Para Produsen Minyak Dunia

Situasi serta kondisi Negara Produsen Penghasil Minyak Dunia sangatlah mempengaruhi harga kenaikan Minyak Dunia. Sekitar 62% Persediaan Minyak Dunia berlokasi di Timur Tengah yang pusatnya berada di Arab Saudi, Qatar, Irak, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.

Jika Negara Produsen tersebut bersitegang dan kondisi negara tersebut sedang tidak baik, maka harga Minyak Dunia pun akan menjadi tidak stabil juga dan bahkan sangat besar kemungkinan akan mengalami kenaikan. Seperti halnya Kondisi Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang berimbas pada negara negara di Dunia.

Negara yang menghasilkan Minyak Dunia terbesar adalah Venezuela (Total Cadangan 308,11 Miliar Barrel), Arab Saudi (Total Cadangan 297,53 Miliar Barrel) , Kanada (Total Cadangan 168, 09 Miliar Barrel), Iran (Total Cadangan 157,8 Miliar Barrel), Irak (Total Cadangan 145,02 Miliar Barrel), Rusia (Total Cadangan 107,8 Miliar Barrel) dan Kuwait (Total Cadangan 101,5 Miliar Barrel)

Perusahaan Minyak

Kenaikan harga minyak Dunia juga dipengaruhi oleh perusahaan minyak itu sendiri yang menentukan tinggi atau rendahnya harga Minyak Dunia. Karena jika suatu komoditas sudah diperdagangkan secara global dalam skala besar, perdagangan komoditas tersebut tidak akan hanya bergantung pada komoditas tersebut tetapi juga perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikannya. Inventory (Penyimpanan) dan Oil Drilling (Pengeboran) adalah dua hal yang sangat berpengaruh terhadap harga Minyak Dunia yang diproduksi dan didistribusikan. Perusahaan Minyak terbesar di Dunia adalah Sinopec (China), Royal Dutch Shell (Inggris – Belanda), Saudi Aramco (Arab Saudi), PetroChina (China), BP (Tersebar di Seluruh Dunia), Exxon Mobile (Amerika Serikat), Total (Perancis).

 Organisasi OPEC

OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) adalah pemegang posisi terpenting di Kartel yang sangat mempengaruhi Suplai Penyimpanan dalam Perdagangan Minyak bumi. OPEC merupakan organisasi dari negara negara yang mengekspor minyak bumi. Didirikan dengan tujuan untuk menentukan mengenai harga dan seberapa banyak jumlah produksi Minyak Bumi yang akan dipasarkan secara global.  Negara yang tergabung dalam OPEC adalah Irak, Kuwait, Iran, Venezuela, Arab Saudi, Aljazair, Nigeria, Angola, Libya, Ekuador, Qatar, Uni Emirat Arab. Perubahan Kapasitas Produksi dari Setiap Negara serta Konflik Geopolitik yang terjadi adalah faktor yang mempengaruhi perubahan harga minyak dunia.